Plastic
Injection Molding ( PIM ) merupakan metode proses produksi yang cenderung
menjadi pilihan untuk digunakan dalam menghasilkan atau memproses
komponen-komponen yang kecil dan berbentuk rumit, dimana biayanya lebih murah
jika dibandingkan dengan menggunakan metode-metode lain yang biasa digunakan
(Boses, 1995). Gambar 2.1 memperlihatkan kemampuan pemrosesan dan tingkat
ketelitian komponen yang dihasilkan dengan PIM dibandingkan dengan
proses-proses lain. Proses ini mampu menghasilkan bentuk rumit dalam jumlah
besar maupun kecil pada hampir semua jenis bahan termasuk logam, keramik,
campuran logam dan plastik.
Salah satu
keistimewaan proses PIM ialah kemampuannya dalam menggabungkan dan menggunakan
kelebihan-kelebihan teknologi seperti kemampuan pembentukan bahan plastik,
ketepatan dalam proses pencetakan dan kebebasan memilih bahan. Hal ini
digambarkan pada gambar 2.2. Komponen yang dihasilkan dengan teknologi PIM kini
banyak digunakan dalam industri otomotif, kimia, penerbangan, listrik,
komputer, kedokteran dan peralatan militer.
Keistimewaan Proses Plastic Injection Molding ( PIM )
Secara umum proses
PIM dibagi menjadi beberapa tahap seperti pada gambar diatas. Proses ini dimulai dengan mencampur serbuk
dan bahan pengikat. Kemudian campuran ini dibutirkan lalu disuntik ke dalam
cetakan ( mould) sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Komponen yang dihasilkan
dari proses injeksi disebut Green Compact. Bahan pengikat yang digunakan
kemudian dipisahkan melalui proses yang disebut sebagai proses pemisahan
(debinding). Komponen yang telah dibuang bahan pengikatnya disebut Brown
Compact, yang selanjutnya dipanaskan pada suhu di bawah titik didih bahan
utama plastik yang digunakan. Proses ini disebut proses pemanasan (sintering).
Komponen hasil pemanasan lalu didinginkan.
Tahapan Proses Plastic Injection Molding (
PIM ) (German 1990 )
Masalah biaya sering
menjadi kendala dalam usaha pengembangan teknologi manufaktur. Hal ini juga
terjadi pada proses PIM. Biaya bahan mentah yang terdiri dari serbuk plastik
dan bahan pengikat diperkirakan hampir 25,36 % dari biaya keseluruhan.
Sedangkan bahan pengikat diperkirakan 40% dari biaya bahan mentah tersebut dan
ini relatif tinggi, sehingga dianggap penting untuk menemukan pengganti bahan
pengikat tersebut dengan biaya yang lebih ekonomis dan mempunyai sifat-sifat
yang diinginkan.
Pengenalan
Bahan Baku
Plastik adalah
bahan sintetis yang dapat diubah bentuk dan dapat mempertahankan perubahan
bentuk serta dikeraskan tergantung pada strukturnya.
Pada dasarnya
plastik secara umum digolongkan ke dalam 3 (tiga) macam dilihat dari
temperaturnya yakni :
1. Bahan
Thermoplastik (Thermoplastic) yaitu akan melunak bila dipanaskan dan
setelah didinginkan akan dapat mengeras. Contoh bahan thermoplastik adalah :
Polistiren, Polietilen, Polipropilen, Nilon, Plastik fleksiglass dan Teflon.
2. Bahan
Thermoseting (Thermosetting) yaitu plastik dalam bentuk cair dan dapat
dicetak sesuai yang diinginkan serta akan mengeras jika dipanaskan dan tetap
tidak dapat dibuat menjadi plastik lagi. Contoh bahan thermosetting adalah :
Bakelit, Silikon dan Epoksi.
3. Bahan Elastis (Elastomer)
yaitu bahan yang sangat elastis. Contoh bahan elastis adalah : karet sintetis.
Berikut pembagian polymer secara umum :
( sumber :
Pengetahuan Dasar Plastik, penerbit : PT. Tri Polyta Indonesia, tbk )
Polimer memiliki
beberapa karakteristik untuk menggambarkan sifat fisik dan sifat kimianya.
Sifat-sifat tersebut akan mempengaruhi aplikasi penggunaan polimer tersebut.
Karakteristik polimer antara lain :
1. Crystallinity
(kristalinitas)
Struktur polimer
yang tidak tersusun secara teratur umumnya memiliki warna transparan.
Karakteristik ini membuat polimer dapat digunakan untuk berbagai aplikasi
seperti pembungkus makanan, kontak lensa dan sebagainya. Semakin tinggi derajat
kristalisasinya, semakin sedikit cahaya yang dapat melewati polimer tersebut.
2. Thermosetting
dan Thermoplastic (Daya tahan terhadap panas)
Berdasarkan
ketahanannya terhadap panas, polimer dibedakan menjadi polimer thermoplastic
dan thermosetting. Polimer thermoplastic dapat melunak bila
dipanaskan, sehingga jenis polimer ini dapat dibentuk ulang. Sedangkan polimer thermosetting
setelah dipanaskan tidak dapat dibentuk ulang. Ketahanan polimer terhadap
panas ini membuatnya dapat digunakan pada berbagai aplikasi antara lain untuk
insulasi listrik, insulasi panas, penyimpanan bahan kimia dan sebagainya.
3. Branching (percabangan)
Semakin banyak
cabang pada rantai polimer maka densitasnya akan semakin kecil. Hal ini akan
membuat titik leleh polimer berkurang dan elastisitasnya bertambah karena gaya
ikatan intermolekularnya semakin lemah.
4. Tacticity (taktisitas)
Taktisitas menggambarkan susunan
isomerik gugus fungsional dari rantai karbon. Ada tiga jenis taktisitas yaitu
isotaktik dimana gugus-gugus subtituennya terletak pada satu sisi yang sama,
sindiotaktik dimana gugus-gugus subtituennya lebih teratur, dan ataktik dimana
gugus-gugus subtituennya terletak pada sisi yang acak.
Beberapa
keuntungan plastik (Ilham, 2007) adalah :
1. Massa jenis
rendah (0,9 - 2,2 [g/cm3])
2. Tahan terhadap
arus listrik dan panas, memiliki sedikit elektron bebas untuk mengalirkan panas
dan arus listrik.
3. Tahan terhadap
korosi kimia karena tidak terionisasi untuk membentuk elektron kimia. Pada
umumnya tahan terhadap larutan kimia, dan logam juga sangat sukar untuk larut.
4. Mempunyai
permukaan dan penampakan yang sangat baik dan mudah diwarnai.
Kerugian plastik
(Ilham, 2007) adalah :
1. Modulus
elastisnya rendah.
2. Mudah mulur (Creep)
pada suhu kamar.
3. Maksimum
temperatur nominalnya rendah.
4. Mudah patah
pada sudut bagian yang tajam.
Secara umum Thermoplastic
tidak tahan terhadap temperatur tinggi, kecuali Teflon. Bahan-bahan Thermoplastic
akan meleleh bila dipanaskan pada temperatur tinggi, sedangkan pada
bahan-bahan Thermosetting tidak terbakar tapi akan terpisah dan hancur.
Temperatur
pelelehan dan pemisahan untuk bahan-bahan plastik jauh lebih rendah
dibandingkan baja. Plastik akan memanjang (Creep) pada temperatur kamar.
Kecenderungan bahan plastik akan mulur bila temperaturnya naik menunjukkan
bahwa perubahan kecil saja pada temperatur dapat mempengaruhi sifat-sifat fisik
bahan. Pengaruh temperatur dan laju regangan pada tegangan tarik harus
dievaluasi dengan baik bila plastik akan digunakan. Pertama terjadi deformasi
elastis seketika, diikuti deformasi melar, setelah waktu tertentu apabila
tegangan hilang dari benda uji sebagian akan kembali ke bentuk semula setelah
waktu yang lama. Cara deformasi seperti ini banyak ditemukan, suatu garis
pendekatan yang sering
dipakai untuk
berbagai bahan mempergunakan empat model unsur kombinasi pegas dan peredam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar