Kebanyakan alat pengukuran memberikan pembacaan
yakni adalah selisih antara tekanan yang diinginkan dengan tekanan atmosfer
sekitarnya. Pembacaan ini dikenal sebagai tekanan
gauge, dan dapat diubah menjadi tekanan
absolut dengan penambahan tekanan barometik. Tekanan absolut harus
digunakan dalam perhitungan termodinamika.
Contoh 1.2
Suatu alat ukur bobot mati dengan piston berdiameter 1 cm digunakan untuk
mengukur tekanan dengan sangat akurat. Dalam sebuah contoh yang umum memliki massa
sebesar 6.14 kg (termasuk piston dan pan) membawanya dalam kesetimbangan. Jika percepatan
gravitasi lokalnya adalah 9.82 m.s-2, berapakah tekanan gauge yang
sedang diukur? Jika tekanan barometer adalah 788 (torr), berapakah tekanan absolutnya?
Penyelesaian 1.2
Gaya yang terjadi karena gravitasi pada
piston, pan, dan berat adalah
F = m.g =
(6,14)*(9,82) = 60,295 N
Tekanan Gauge = F/A = 60,295/ ((1/4)*(π)*(1)2) = 76,77 N.cm-2
Maka tekanan absolutnya :
P = P gauge +
P bar
=
76,77 + (788)*(0,013332)
=
86,74N.cm-2
atau
P = 867,4 kPa
Contah 1.3
Pada 27oC, pembacaan pada manometer yang diisi dengan raksa
adalah 60,5 cm. Percepatan gravitasi lokal sebesar 9,784 m.s-2.
Sampai tekanan berapakah sehingga tinggi raksa ini bersesuaian?
Penyelesaian 1.3
Dengan menggunakan persamaan pada
pendahuluan, P = h.ρ.g. Pada suhu 27oC, densitas raksa adalah 13,53
g.cm-3. Lalu :
P = 60,5 cm x 13,53 g.cm-3 x
9,784 m.s-2 = 8.009 g.m-2.cm-2
Atau P
= 8.009 kg.m-2.cm-2
= 8.009 N.cm-2 = 80.,9
kPa =
0,009 bar.
Halaman 46
di mana bentuk kedua dari kontrol volume yang ditunjukkan dalam gambar 2.5
adalah:
∆()fs = 3 – 1 – 2
Operator difference ”∆” di sini menandakan perbedaan antara arus keluar dan masuk serta pangkat bawah “fs”
mengindikasikan bahwa pengaplikasian bentuk untuk semua aliran arus.
Ketika flowrate dari massa
diberikan pada persamaan (2.24a), persamaan
(2.25) menjadi :
dmcv/dt
+ ∆(ρ.u.A)fs =
0 (2.26).
Dalam bentuk ini, bentuk persamaan kesetimbangan massa sering disebut
dengan persamaan kontinuitas.
Karakteristik proses
aliran sebagai aliran steady state
adalah hal khusus yang penting, di mana kondisi dalam kontrol volume yang tidak
berubah terhadap waktu. Kontrol volume berisi massa fluida yang konstant, dan
pertama atau akumulasi pada bentuk
persamaan (2.25) adalah nol, sehingga ada pengurangan persamaan (2.26) menjadi :
∆(ρ.u.A)fs =
0
Bentuk “steady state” tidak selalu menyiratkan bahwa flowrates adalah
konstant, hanya saja aliran massa masuk itu pasti berlawanan dengan aliran
massa keluar.
Ketika hanya ada satu arus masuk dan satu arus
keluar, flowrate massa adalah sama pada
kedua arus; lalu,
ρ 2.u2.A2 -
ρ1.u1.A1 =
0
Atau
= konstant = ρ 2.u2.A2 = ρ1.u1.A1
Karena spesific volume dianggap sebagai densitas maka
= = = (2.27)
Bentuk ini sering digunakan untuk persamaan kontinuitas.
Neraca Energi Secara Umum
Karena energi seperti massa, sama
seperti massa yang bersifat kekal maka laju perubahan energi pada kontrol
volume adalah sama dengan rata-rata dari energi yang dipindahkan ke dalam
kontrol volume. Aliran ke dalam dan keluar dari kontrol volume memiliki
hubungan dengan energi dalamnya, energi potensialnya, dan energi kinetiknya,
dan semuanya dikontribusikan kepada perubahan energi dari sistem. Tiap-tiap
unit massa dari
setiap sistem membawa semu total energinya yakni , di mana u adalah kecepatan rata-rata dari arus, z adalah ketinggian di atas titik acuan
awal, dan g adalah percepatan gravitasi lokal. Maka, tiap-tiap arus akan
membawa energi dengan laju sebesar . Jumlah energi
yang dipindahkan ke dalam sistem oleh aliran arus adalah , di mana tanda
minus dari tanda “Δ” adalah untuk membuat bentuk itu dibaca dari masuk – keluar. Laju akumulasi energi pada kontrol volume
termasuk jumlah ini ditambah dengan laju perpindahan panas dan laju kerja :
laju kerja
Problem 1
Berapakah nilai dari gc
dan apakah unit dari satuan second(s), feet(ft), dan pound massa(lbm)
seperti yang didefinisikan dalam subbab 1.2, dan apakah unit dari satuan poundal(lbf) seperti yang
didefinisikan sebagai sejumlah gaya yang dibutuhkan untuk memberikan 1 (lbm)
pada percepatan 1 (ft)(s)-2?
Penyelesaian:
* Nilai dari gc = 32,740(lbm)(ft)(lbf)-1(s)-
2
* Second(s)
adalah satuan dari unit waktu (time)
* Feet (ft)
adalah satuan dari unit panjang (lenght)
* Pound mass (lbm)
adalah satuan dari unit massa (mass)
* Poundal (lbf)
adalah satuan dari unit gaya (force)
Problem 2
Pembacaan pada manometer
raksa pada 70o(F) (terbuka ke atmosfer pada ujungnya) ada 25,62 (in). Percepatan gravitasi lokal sebesar 32,243 (ft)(s)-2. Tekanan atmosfer 29,86 (in Hg). Berapakah
tekanan absolut yang sedang diukur (dalam psia)? Densitas raksa pada 70o(F) adaalh 13,543 g.cm-3.
Penyelesaian
* Diketahui : T
= 70o(F)
h =
25,62 (in).
g
= 32,243 (ft)(s)-2
P atm = 29,86 (in Hg)
ρ = 13,543
g.cm-3
* Ditanya : P absolut
* Jawab :
P
absolut = P gauge + P atm
P gauge
= ρ. .h
=13,543((g.cm-3)*(62,43lbm/ft3)/(g.cm-3))*(32,243(ft)(s)-2*1/32,740(lbm)(ft)(lbf)-1(s)-2)*25,62
(in).
= 21.707,896 lbf.in/ ft3
= 21.707,896 lbf.in/ ft3
* ( ft/12in)3 ( 1 ft = 12
in)
= 12,56 lbf.in-2
= 12,56 psia
P atm = 29,86
(in Hg) ( 1 psia = 2,0360 in
Hg)
=
29,86 (in Hg) * 1/2,0360(psia/ in Hg)
=
14,666 psia.
Jadi P absolute = P gauge + P atm
=
12,56 + 14,666
=
27,226 psia
Problem 3
Sebuah telur dijatuhkan ke permukaan beton dan
pecah. Dengan pelakuan telur sebagai telur. Tentukan :
a. apakah tanda W?
b. apakah tanda ∆Ep?
c. apakah ∆Ek?
d. apakah ∆Ut?
e. apakah tanda Q?
Dalam permodelan proses ini, diasumsikan bahwa cukup waktu untuk telur
pecah kembali ke suhu semula. Apakah perpindahan panas yang sesungguhnya pada bagian e?
Penyelesaian
W = -
ΔEp = -
ΔEk = ½mu2
ΔUt = 0
Q = -
Problem 4
Satu kilogram udara
dipanaskan secara reversibel pada tekanan konstan pada keadaan awal 300K dan 1
bar sampai volumenya menjadi tiga kali dari semula. Hitunglah W, Q, ∆U, dan ∆H untuk
proses itu! Asumsikan untuk udara PV/T = 83,14 bar.cm3mol-1K-1
dan Cp = 29 mol-1K-1.
Penyelesaian
* Diketahui :
m = 1 kg = 1000 g
P
= konstant
T1 = 300 K
P1 = 1 bar
V2 = 3 V1
PV/T = 83,14 bar.cm3mol-1K-1
Cp = 29 mol-1K-1
BM udara 28,97 g/gmol
* Ditanya : W,
Q, ∆U, dan ∆H
* Jawab :
Pada keadaan 1
PV/T = 83,14 bar.cm3mol-1K-1
1(bar)*
V1 / 300 (K) = 83,14 bar.cm3mol-1K-1
>>
V1 = 24.942 cm3/mol
Jadi V2 = 3 V1
=
3* 24.942
=
74.826 cm3mol-1
Pada keadaan 2
PV/T
= 83,14 bar.cm3mol-1K-1
1(bar)*
74.826 (cm3mol-1) / (T2) (K) = 83,14 (bar.cm3mol-1K-1)
>>
T2 = 900 (K)
Jumlah mol udara
n = m/BM
= 1000/28,97
=
34,52 mol
a. W = - dV = - dV = - ( V2-V1) = - (
74.826 – 24.942) = 49.884 barcm3mol-1
maka untuk 1000 g udara
>> Wt = n . W
= 34,52 (mol) * 49.884 barcm3mol-1
=
1.721.995,68 barcm3
= 1.721.995,68 (bar)* (105Nm-2)/
1 bar* 1 cm3(10-6m3)
= 17.219.956,8 Nm
= 17.219.956,8 J
b. ∆H = dT = dT = 29 ( T2
– T1) = 29 ( 900-300) =
17.400 mol-1
maka untuk 1000 g udara ∆Ht = n. ∆H
= 34,52 * 17.400
= 600.648 J
c. Q = n. ∆Ht
= 34,52 * 600.648
= 20,73.106 J
d. ∆U = Q + W
= 20,73.106 + 17.219.956,8 J
= 37,95.106J
1 komentar:
Bang mau tanya pembahasan dari problem 1. Jawaban nya gak ada ya
Posting Komentar